Petualangan Seorang Touris yang Terlalu Bersemangat

Armando di Taman Dewa-Dewa: Petualangan Seorang Touris yang Terlalu Bersemangat

Hari itu, Armando memutuskan untuk melakukan sesuatu yang “berani”: mengunjungi Pantheon di Roma tanpa membaca guidebook terlebih dahulu. “Bagaimana sulitnya memahami sejarah tanpa teks tebal?” pikirnya sambil membawa kamera dan topi yang terlalu besar untuk kepalanya. Selamat datang di petualangan Armando di tempat yang seharusnya penuh keagungan, tapi jadi tempat bercandaan karena ketidaktahuan seorang touris.

Siapa Armando dan Kenapa di Sini?

Armando adalah seorang pegawai kantoran yang biasa menghabiskan hari-harinya di depan komputer, menghitung angka dan membuat laporan yang membuat matanya berbinar. Namun pada akhir pekan, dia berubah menjadi “penjelajah dunia” yang penuh semangat, meskipun pengetahuan geografisnya sebatas Google Maps. Pantheon menjadi pilihan karena dia mendengar ada banyak “dewa-dewa” di sana, dan dia pikir itu akan tempat yang bagus untuk foto-foto Instagramable. “Pasti akan keren kalau saya berpose seperti dewa!” pikirnya tanpa tahu bahwa Pantheon itu sebenarnya adalah bekas kuil Romawi kuno.

Kedatangan di Pantheon: Antara Keagungan dan Kebingungan

Saat tiba di Pantheon, Armando langsung terpukau oleh ukuran bangunan yang megah. “Wah, ini pasti tempat para dewa main basket!” gumamnya sambil mengelus-ngelus dinding marmer. Dia melihat lubang besar di atas dan berpikir itu adalah “jendela untuk ventilasi udara karena panasnya Roma”. Ternyata itu adalah oculus, lubang desain arsitektur yang legendaris yang membiarkan cahaya masuk ke dalam bangunan.

Armando kemudian melihat sisi kiri dan kanan bangunan, dan melihat makam beberapa tokoh terkenal. “Wah, ini pasti tempat para dewa tidur,” pikirnya sambil mengambil selfie di depan makam Raphael. Dia bahkan bertanya-tanya kepada penjaga apakah bisa memesan tempat tidur di sana untuk “bertemu dengan dewa-dewa” saat malam hari. Penjaga hanya tersenyum tipis dan mengatakan, “Maaf, ini museum, bukan hotel bintang lima.”

Momen Konyol Armando di Pantheon

Puncak kekonyolan Armando adalah saat dia melihat sinar matahari masuk melalui oculus dan berteriak, “Wah, para dewa sedang memberikan cahaya khusus untuk saya!” Dia lalu mulai berjoget-joget di tengah-tengah ruangan sambil mengangguk-ngguk kepada turis lainnya. Beberapa turis tersenyum, beberapa lainnya hanya menggelengkan kepala.

Saat dia melihat altar di tengah bangunan, Armando berpikir itu adalah “tempat check-in wajib” dan langsung berpose dengan tangan terbuka seperti sedang menunggu penerbangan. “Saya Armando, dari bumi! Datang untuk berfoto!” katanya dengan nada yang seolah-olah sedang berkomunikasi dengan kekuatan supernatural.

Pelajaran Berharga dari Pantheon

Pada akhirnya, Armando mendapatkan banyak foto yang “instagramable” tapi tidak mendapatkan pengetahuan sejarah yang sesungguhnya. Namun, dia pulang denganĀ https://www.fireside-dining.com/ cerita yang bisa bikin teman-temannya tertawa. “Pantheon itu tempat para dewa main basket dan tidur,” kata Armando dengan yakin saat menceritakan pengalamannya.

Mungkin kalau ada kesempatan lagi, Armando akan membaca sedikit tentang sejarah sebelum mengunjung tempat wisata. Atau mungkin tidak, karena cerita konyolnya ternyata jadi yang paling diingat teman-temannya. Kadang-kadang, menjadi turis yang sedikit bodoh itu jadi pengalaman yang lebih menghibur daripada menjadi turis yang tahu segalanya tapi terlalu serius!

Leave a Reply

Your email address will not be published.